Dapatkah orang meninggal karena patah hati ?
James Callaghan dan Audrey Moulton bertemu ketika mereka masih
remaja di Gereja Baptis, tempat mereka bedua mengajar sekolah Minggu. Pada 1938
mereka menikah, lalu karier Callaghan terus melaju sehingga dia menjadi satu-satunya
orang yang memegang jabatan penting di 4 kantor pemerintahan Inggris, sekaligus
Perdana Menteri, Menteri Keuangan, Kantor Sekretariat Negera dan Sekretariat
Luar Negeri. Ketika belakangan Audrey menderita penyakit Alzheimer, Callaghan
hanya mengabadikan diriuntuk merawat istrinya. Dia mengatakan “selama enam
puluh tahun dia memberikan segalanya bagi saya, sekarang saya akan memberikan
segalanya demi dirinya” Sang isteri meninggal dunia pada 15 Maret 2005, lalu
Callaghan menyusul 11 hari kemudian.
Apakah mungkin
Callaghan meninggal karena patah hati? Pada tahun 1969, sebuah penelitian
diterbitkan di British Medical Journal, jurnal kesehatan di Inggris. Para
ilmuan telah memantau 4.500 janda selama Sembilan tahun, setelah suami-suami
mereka meninggal dunia. Mereka menemukan bahwa para janda tersebut mempunyai
kemungkinan meninggal 40% dalam waktu 6 bulan setelah kematian pasangannya.
Setelah kurun waktu tersebut, kondisi mereka kembali normal. Hampir semua janda
tersebut meninggal karena terkena serangan jantung. Sejak saat itu, berbagai
penelitian membenarkan bahwa orang akan lebih beresiko meninggal dunia dalam
beberapa bulan setelah kematian pasangannya dan beresiko mendapat gangguan pada
jantung.
NB : Tergantung seberapa besar rasa cinta pada pasangannya loh ya :’
Pada tahun
2005,peneliti di John Hopkins University di Baltimore, Amerika Serikat,menemukan
bahwa tekanan emosiyang tiba-tiba menyebabkan kondisi yang dinamakan
acute-stress cardiomyopaty atau sindroma patah hati. Para peneliti memeriksa 19
pasien,yang hampir seluruhnya wanita berumur 60-an dan semuanya menunjukan
gejala serangan jantung konvensional, tetapi dengan perbedaan pokok. Secara
normal, serangan jantung disebabkan oleh kerusakan otot jantung, tapi
pasien-pasien tersebut tidak menunjukkan adanya kerusakan jaringan pada
jantung.
Tak seorang pun
mempunyai sejarah penyakit jantung atau stress kronis.
Semuanya juga sedang
mengalami trauma emosional atau tiba-tiba terkejut, antara lain kematian
keluarga, perampokan bersenjata dan kejutan pesta ulang tahun. Hormon stres
dalam setiap pasien mengalami peningkatan yang tidak lazim, sehingga para
peneliti memastikan bahwa hormonlah, termasuk hormone adrenalin,yang
menghalangi kemampuan jantung untuk memompa darah.
---------------------------------------o0o------------------------------------------------
Akan tetapi.. bagaimanapun juga, sudah sepantasnya kita mengikhlaskan apa yang memang sudah tak lagi bisa kita genggam, tak lagi kita bisa rindukan dengan harapan sesuatu yang hilang itu kembali disisi kita. Mungkin begitu susah.. dengan kenyataan mengingat semua kenangan yang telah kita lalui bersama seseorang atau bahkan benda kesayangan kita yang telah pergi. JIkalau benda, tidaklah mungkin menyisakan luka pedih yang mendalam, namun jika.. kita kehilangan seseorang?
Aku masih belum merasakan kepedihan itu hanya saja yang kupercayai, semua yang kita cintai dan kita sayangi akan selalu berada dalam hati kita dan meskipun kenyataanya sukma kita takkan pernah lagi melihat senyumnya bahkan tuk sekedar menggenggam tangannya pun kita tak mampu.. aku percaya jika suatu saat akan ada hari dimana kita benar-benar kan bisa mengikhlaskan kepergiannya.
Teruslah hidup..
bukankah menyenangkan jika setelah kita memendam rasa rindu berkepanjangan di akhirat kita bertemu kembali?
0 comments:
Post a Comment