-KEBOHONGAAN BELAKA-
Chapter 2, this is.. !
Chapter 2, this is.. !
Aldy kembali melirik kertas chord. 'Your Love is A Lie'. Itulah judul lagu band mereka yang baru. Ditulis sendiri oleh Rommy dan semua personil Fairy Tail sudah tahu dengan sendirinya jika lagu itu diinspirasi oleh pengalaman Rommy sendiri… bersama Nabillah.
Mereka juga tahu dengan apa yang terjadi di antara kedua pasangan kekasih itu. Mereka sendiri pernah melihat Nabillah berkencan dengan seorang pria yang pastinya bukan Rommy. Pria seusia Nabillah, berambut hitam legam menakutkan. Saat itu para personil band Fairy Tail tengah berdiskusi di sebuah kafe dan mereka kebetulan melihat Nabillah dan pria itu bergandengan tangan berjalan melintasi kafe tempat mereka berada. Nabillah sendiri tampaknya tidak menyadari bahwa Rommy melihat dia bermesraan dengan pria lain. Untung saja saat itu Romy bisa menahan emosi dan tidak langsung mengejar Nabillah dan 'kekasih gelapnya'. Namun suasana di antara para personil Fairy Tail jadi menegang dan Rommy jadi susah diajak kompromi karena kepalanya sudah memanas saking marahnya.
"Seseorang harus bicara dengannya", ungkap Fia membuyarkan lamunan Aldi tentang peristiwa beberapa minggu lalu.
"Eh?", Aldi berpaling menatap pacarnya itu.
"Seseorang harus bicara dengannya", Alifia mengulangi. "Kau harus bicara dengannya".
"Kenapa aku?", Aldi memprotes. "Harusnya perempuan lebih bisa memahami persoalan sensitif macam ini".
"Karena kau laki-laki. Dan laki-laki bisa lebih memahami persaan laki-laki lainnya", jelas Alifia.
"Masih ada Rifqi", Aldi mengerling ke arah Rifqi yang mulai sibuk dengan handphone-nya.
"Hei,Maho . Kau kenal baik aku dan Rommy", Rifqi mengangkat wajah begitu namanya disebut-sebut. "Kalau kami bicara ketika salah satunya sedang marah, ujung-ujungnya cuma baku hantam atau setidaknya percekcokan baru. Yang kecuali kalau kau mau ada perkelahian di studio ini, maka aku akan dengan senang hati bicara dengannya", Riqi menyeringai.
"Selain itu,di,. Kau 'kan juga cukup—… eh, bukan, sangat berpengalaman soal urusan dengan wanita", Alifia menambahkan dengan nada manis namun membahayakan. Aldi dulunya memang seorang playboy, yah, sekarangpun dia kadang tidak tahan jika tidak menggoda wanita, tidak peduli walau sekarang dia sudah berpacaran dengan Fia. Nampaknya Fia masih kesal dengan fakta ini.
"B- baiklah…", Aldy menelan ludah karena gugup dengan aura masam yang dipancarkan Alifia.
You look so innocent
But the guilt in your voice gives you away
Yeah you know what I mean
But the guilt in your voice gives you away
Yeah you know what I mean
Rommy memilih minuman dingin secara acak dari sebuah mesin penjual minuman. Dia sedang tidak ingin minum, tapi dia merasa harus melakukan sesuatu selain duduk termenung di lorong studio yang kosong itu. Pada akhirnya Rommy tidak menyentuh minuman yang dia beli dan membiarkannya tergeletak di kursi kosong di sebelahnya. Dia merasa begitu depresi. Ingatan tentang apa yang terjadi semalam beserta semua pengkhianatan Nabillah yang pernah dia saksikan dengan mata kepalanya sendiri berkelebatan dalam benaknya.
Rommy menggertakkan giginya dengan geram. Wajahnya ditundukkan dengan kening disandarkan pada kepalan tangannya. Siku menyangga kedua tangan sehingga Rommyy seolah tampak seperti orang yang tengah berpikir keras. Karena memang itulah yang sedang dia lakukan. Dia mulai bertanya-tanya sendiri apa yang kurang darinya sehingga Nabillah dengan begitu kejamnya melakukan itu kepadanya. Apa yang salah dari dirinya? Apa yang pria bernama Barkkah itu miliki sedangkan dia tidak?
Nabillah boleh saja tampak tidak berdosa ketika pertama kali Rommyy memergokinya jalan bersama Barkah. Rommy takkan begitu mempermasalahkannya jika dia tidak melihat mereka sempat berpegangan tangan bahkan nyaris ciuman. Rommy berpura-pura tidak melihat semua itu dan berpura-pura bahwa dia melihat Nabilla dan Barkah hanya sebagai rekan kerja yang memutuskan untuk pergi jalan-jalan ke taman dekat kantor mereka selama waktu istirahat makan siang walaupun saat itu hari Sabtu. Dia menghampiri Nabillah dan Barkah dengan santai walaupun dalam hati dia mendidih. Dengan santainya Rommy menyapa mereka seolah mereka teman lama yang kebetulan bertemu di hari Sabtu yang cerah. Rommyy secara tidak langsung menyindir kedekatan Nabillah dan Barkah yang agak kurang pantas bagi seseorang yang sudah memiliki kekasih. Namun tampang polos Nabillah sempat menipuRommy . Tampang yang seolah menyatakan bahwa dia sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksudkan oleh Rommy atau setidaknya, tidak menyadari bahwa Rommy menyindirnya. Rommy sempat percaya bahwa Nabillah hanya memang sedang jalan-jalan dengan Barkah, bukannya berkencan.
Namun, Rommy menarik kembali pernyataan bahwa dia percaya.
Suara Nablla terdengar riang dipaksakan ketika bicara dengannya waktu itu, ketika bertemu dengannya waktu itu. Terdengar jengkel, seperti nada suara yang selalu dia gunakan setiap kali orang mengganggu pekerjaannya. Kenapa Nabillah menggunakan nada seperti itu terhadapnya? Tentu saja karena Rommy mengganggu acara jalan-santai-di-taman Nabillah bersama Barkah, cinta pertamanya yang kebetulan ditemukan di tempat kerja. Ah, bukan jalan-jalan, tetapi kencan. Begitulah yang Rommy pikirkan saat itu dengan getirnya. Memang samar, tapi ekspresi dan mata Rommy mulai menunjukkan kesedihan dan kekecewaan. Hal ini disadari oleh Nabillah yang langsung merasa gugup dan bicara terbata-bata. Nabilla selalu begitu jika dia tahu seseorang tahu dia berbuat salah. Sekali lagi, Rommy menyipit curiga.
'Ya, aku tahu'
Barkah Niti Wisisto bukan hanya seorang rekan kerja bagimu'.
"Tanganmu bisa luka kalau diremas seperti itu dan nantinya bisa susah memainkan gitar. Bisa gawat kalau tidak sembuh dalam minggu ini", ujar seseorang memperingatkan. Rommyy menoleh dan melihat Aldi menghenyakkan diri di kursi dimana Rommy menaruh minumannya.
"Boleh kuminum? Sepertinya kau tidak mau", ujar Aldu lagi sambil menunjukkan kaleng jus jeruk dingin yang dia pungut dari atas kursi.
"Ambil saja", gumam Rommy tidak peduli sambil memperhatikan tangannya. Bekas kukunya yang menancap di telapak tangan masih jelas membekas. Bahkan tampaknya nyaris mengeluarkan darah. Rommy tidak sadar dia mengepalkan kedua tangannya terlalu keras.
"Jadi… ada apa semalam? Ayolah, jujur saja", Aldi memulai percakapan. Rommy melototinya dengan kesal.
"Bukan urusanmu", desisnya geram, tapi Aldi menanggapinya dengan santai.
"Oh, tentu saja ini termasuk urusanku,Manopo. Kita punya konser penting minggu depan. Semua bisa kacau kalau kau, yang kenyataannya memegang peranan penting dalam band, tampak seperti orang sakit jiwa", Aldi berkata tajam, sampai-sampai memanggil Rommy dengan marganya.
"Tentu saja… band", Rommy memutar bola matanya dengan masam.
"Kuulangi lagi. Ada apa semalam? Kalian merayakan hari jadi kalian, bukan?", Aldi bertanya kembali setelah melempar kaleng kosong jus jeruk ke keranjang sampah terdekat.
"Tidak ada perayaan", Rommy berkata ketus. "Nabillah bahkan tidak ingat kalau kemarin adalah hari perayaan kami dan membatalkan janjinya bertemu di apartemenku".
"Yang benar? Kenapa?", Aldi terbelalak kaget mendenga rommy.
"Dia bilang sesuatu soal bertemu dengan klien mendadak"
"Nah, bukankah itu wajar? Dia itu pengacara, pastinya sibuk sekali", Aldi berkomentar, berusaha hati-hati agar Rommy tidak tersinggung.
"Aku tahu", Rommy menggertak kesal. "Tapi sebelum aku berangkat ke studio aku menelpon kantornya karena handphone-nya entah kenapa tidak bisa dihubungi"
"Lalu?"
"Mereka bilang Nabillah belum datang ke tempat kerja dan bagian terburuknya, mereka bilang semalam Nabillahh sama sekali tidak menemui seorang klien-pun. Dia pulang lebih awal dari biasanya… bersama Barkah !", Rommy nyaris berteriak di akhir ceritanya. Aldi hanya bisa terkesima memandang Rommy bergetar menahan amarah.
"Sebagai playboy kau pasti tahu apa yang akan dilakukan seorang pria dan wanita ketika mereka pulang bersama di malam hari. Tidak, aku akan menyebutnya; ketika sang pria mengajak sang wanita ke tempatnya", Rommy melirik Aldi tajam. Awalnya Aldi hanya terdiam, mencoba memproses perkataan Rommy .
"Oi, oi,Rom. Jangan berprasangka buruk dulu. Siapa tahu Barkah hanya mengantarkan Nabillah pulang dengan selamat ke rumahnya Nabilla sendiri? Tidak mungkin mereka akan melakukan itu di belakangmu",Aldi menggeleng atas prasangka gila Rommmy. Rommy hanya mendengus kesal.
"Dan bagaimana jika kubilang kalau tadi pagi aku ke apartemennya Nabillah dan dia tidak ada disana? Dan lagi, aku heran jika kau masih menyangka Nabillah takkan berani melakukan sesuatu di belakangku. Bukankah selama ini kau sudah melihat banyak bukti? Dia berpegangan tangan dengan pria lain ketika aku tidak melihatnya. Dia berkencan dengan pria lain di belakangku. Dia bahkan BERCIUMAN dengan pria lain ketika dia mengira aku tidak ada di sekitarnya!", Rommy bangkit berdiri dengan marah.
"Tapi dia salah! Aku melihat semuanya! Tidak hanya sekali aku melihatnya berpegangan tangan dengan dia, berkencan seperti pasangan kasmaran dengan dia dan bahkan berciuman dengan si brengsek Barkah Nita Wisistto itu! Aku melihatnya! Aku menyaksikannya!", Rommy berteriak marah dan meninju dinding beton sekuat-kuatnya dengan marah. Aldi agak berjengit melihat tinju Rommy mendarat di dinding dan menciptakan retakan tipis. Bisa gawat kalau pemilik studio melihatnya. Dan malah akan lebih gawat lagi kalau sampai Rommy meremukkan tinjunya. Namun sebagai lelaki Aldu tahu, akan lebih mudah bagi Rommy untuk menumpahkan kemarahan secara fisik. Meskipun tubuhnya akan tercabik-cabik, tapi tak apa jika dia bisa merasa sedikit melegakan hatinya.
How does it feel when you kiss when you know that I trust you
And do you think about me when he f**ks you?
Could you be more obscene?
And do you think about me when he f**ks you?
Could you be more obscene?
"Satu hal yang tidak bisa kupahami darimu,Rommy . Sekaligus satu hal yang kuanggap sangat konyol dari dirimu",Aldi berkata setelah keheningan panjang di antara kedua personil band itu. "Setelah tahu semua yang diperbuat Nabilla padamu, kenapa kau masih tetap ngotot mempertahankannya? Kau bisa saja langsung memutuskannya saat itu juga. Tapi tidak pernah kau lakukan".
Rommy mengerling sejenak ke arah sahabatnya yang selalu memakai gelang bbiru laut itu. Pertanyaan Aldi… Ini bukan pertama kalinya Aldi mananyakan hal yang sama dan Riommy kurang lebih tahu apa jawaban untuk pertanyaan itu. Dan lagi-lagi, jawabannya sama.
"Aku menyayanginya".
0 comments:
Post a Comment