Pandawa 5 and The Kurawa

Banyak sekali karakter pewayangan yang bisa kita jadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari, tapi tentunya yang berkarakter baik. baik Pandawa Lima merupakan tokoh yang tidak dapat dipisahkan dengan kisah Mahabarata, karena Pandawa Lima merupakan tokoh sentralnya bersama dengan Kurawa.Pandawalima adalah sebutan lima bersaudara, putra dari Pandu Dewanata yakni Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Berikut ini kita akan mengenal karakter tokoh pandawa lima :

YUDISTIRA
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDJpivzXlU4cAwAqGSqYic4kgCVuShZs_6cb8iQFaS_uDvq87YeKIULV3PTpzI41OriJygd6BOxEkvqqXb9WTYMSiK58f4kZnZN45uPsCYxwGrXXGX21xsP9fnHCLIwMrix_yWKKnwrQsx/s320/punta.jpeg
Yudistira memiliki nama kecilnya yaitu Puntadewa. Ia merupakan yang tertua diantara lima Pandawa, atau para putera Pandu dengan Dewi Kunti. Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Yama. Yudistira memerintah di Kerajaan Amarta.

Karakter : Sifatnya sangat bijaksana, tidak memiliki musuh, hampir tak pernah berdusta seumur hidupnya. Memiliki moral yang sangat tinggi, suka mema’afkan serta suka mengampuni musuh yang sudah menyerah. Sifat lainnya yang menonjol adalah adil, sabar, jujur, taat terhadap ajaran agama, penuh percaya diri, dan berani berspekulasi. 


BIMA
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqYk_-5M4jWu0zavlvW9eEZDs2J4ZF8INoLEvKRk4ADFwSMuL1r7n-YJcntMVcAkMLMRqZZpli1FFukRUu_uGJfZAXa_Iaefy-fw1LDt5n4aLT8dlzQuZmGpDidSrxVd06PwA1yMfm6jhN/s320/images.jpeg
Bima dengan nama kecilnya Sena. Bima merupakan putra kedua Pandu dengan Dewi Kunti. Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Bayu sehingga memiliki nama julukan Bayusutha. Bima sangat kuat, lengannya panjang, tubuhnya tinggi, dan berwajah paling sangar di antara saudara-saudaranya. Meskipun demikian, ia memiliki hati yang baik. Pandai memainkan senjata gada. Senjata gadanya bernama Rujakpala. Bima juga dijuluki Werkudara. Dalam pewayangan Jawa, Bima memiliki anak yaitu Gatotkaca, Antareja dan Antasena.

Karakter : Bima memililki sifat dan perwatakan; gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh dan jujur.
Ia juga memiliki sifat kasar dan menakutkan bagi musuh, walaupun sebenarnya   hatinya lembut,  setia pada satu sikap, tidak suka berbasa basi dan tak pernah bersikap mendua serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri.
ARJUNA
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5XGW_JfRyWXEKAebrO8yNafrIXjxQXDjs4fgprjXCzwq69H9_JBNr9o110xErTcIK4VCoXQu__FqReytb2hOLx52Gsfm0mveyJc1UInHA1MTLdXJTXnM_fYBgPS-x0vqNQUbxfu8h6exK/s1600/arjuna.jpeg
Arjuna dengan nama kecilnya Permadi. Arjuna merupakan putra bungsu Dewi Kunti dengan Pandu. Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Indra, Sang Dewa perang. Ia adalah ksatria cerdik dan gemar berkelana, gemar bertapa dan berguru menuntut ilmu. Arjuna memiliki kemahiran dalam ilmu memanah dan dianggap sebagai ksatria. Kemahirannnya dalam ilmu peperangan menjadikannya sebagai tumpuan para Pandawa agar mampu memperoleh kemenangan saat pertempuran besar di melawan Kurawa. Arjuna dikenal juga dengan nama Janaka. Ia memimpin kerajaan di Madukara

Karakter : Arjuna memiliki sifat perwatakan cerdik pandai, pendiam, lemah lembut budinya,teliti, sopan-santun, berani dan suka melindungi yang lemah.

NAKULA
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHLBrk8mV9IJHNeyKSocdEREr0L9cVcQ3eDAW0SuP2dHNODo3C-i614chccRr9I0MoeXtvnWGTUfRuMDhwXBVVtnf3YMTMM3qOUuGsTKSUC5QEQruHMqJS6Zn71B8VkEisDDYVlo4pK19H/s320/nakula.jpg
Nakula dengan nama kecilnya Pinten. Nakula merupakan salah satu putera kembar pasangan Dewi Madrim dan Pandu. Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan. Nakula pandai memainkan senjata pedang. Nakula merupakan pria yang paling tampan di dunia dan merupakan seorang ksatria berpedang yang tangguh. 
 Karakter : perwatakan jujur, setia, taat pada orang tua dan tahu membalas budi serta dapat menjaga rahasia.


SADEWA
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidKCffXsr6Ny5qSz3PAQtFDfPqgGcpcYLVxiKoJvlzJCHuS7RGhIF_Lw2EcQtyoO8T0K_vDUrbghY8e810MyUQORK6m_-_3047WHLoiYTDUa3IIWsbtEPZIeZnXewvsApTV9IbaI9D4o1_/s320/sadewa.jpg
Sadewa dengan nama kecilnya Tangsen. Sadewa merupakan salah satu putera kembar pasangan Dewi Madri dan Pandu. Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan. Sadewa adalah orang yang sangat rajin dan bijaksana. Sadewa juga merupakan seseorang yang ahli dalam ilmu astronomi. 

Karakter :perwatakan jujur, setia, taat pada orang tua dan tahu membalas budi serta dapat menjaga rahasia. 

1.  Jempol ~ Yudhistira
Sebagai kakak tertua yang menaungi dan contoh sopan santun dalam kehidupan. Yudhistira adalah satu karakter yang nerimo, dalam arti Yudhistira adalah orang yang selalu menyatakan “silahkan” “monggo”. Masyarakat Jawa juga selalu menggunakan jempol untuk menunjukkan arah atau menyatakan persetujuan.
2.  Jari Telunjuk ~ Bima
Sebagai raksasa, Bima dikenal sebagai orang yang lurus dan terus terang, walaupun keras dan apa adanya. Bahkan, dia hanya menggunakan Kromo Inggil (bahasa Jawa yang halus) hanya kepada gurunya, Dewa Ruci. Bima dikenal sebagai orang yang keras dan berusaha mengingatkan dengan galak. Masyarakat kita, jika memarahi orang atau mengingatkan orang, akan menggunakan jari telunjuk yang teracung. Hal tersebut merupakan simbolisme Bima yang sedang mengingatkan kesalahan kepada orang lain.
3.  Jari Tengah ~ Arjuna
Lelananging jagad (prianya dunia) yang dikenal sebagai impian setiap wanita. Dalam pewayangan India, Arjuna tidak digambarkan sebagai orang yang tampan sekali. Arjuna dikenal sebagai impian setiap wanita karena mampu menyenangkan hati para wanita. Lewat keberanian, ketenangan, dan kecerdikannya, tepat sekali jika jari tengah yang disimbolkan sebagai Arjuna sebagai penyeimbang Pandawa.
4.   Jari Manis ~ Nakula
Sebagai kakak kembar dari Sadewa, Nakula sebenarnya lebih tampan dari Arjuna. Nakula juga merupakan simbol dari ketampanan, keindahan, dan keharmonisan. Oleh karena itu, cincin sebagai asesoris, dan sebagai lambang ikatan pernikahan diletakkan di jari manis, sesuai dengan sifat Nakula yang tampan, indah, dan harmonis.
5.   Jari Kelingking ~ Sadewa
Adik terkecil dan adik kembar dari Nakula, digambarkan sebagai wayang yang paling mampu membawa kestabilan dan kebersihan. Bahkan di salah satu kisah, Nakula adalah satu-satunya wayang yang mampu meruwat (membersihkan) Bethari Durga untuk kembali ke bentuk awal beliau (Dewi Uma). Jika dikembalikan ke fungsinya, hanya kelingking yang mampu membersihkan kotoran di tempat yang tersembunyi, seperti hidung dan telinga.
Filosofi Pandawa Lima melalui simbol
1.  Yudhistira dalam pewayangan adalah simbol atau lambang sosok yang suci, tidak mempunyai dosa, dan diibaratkan darahnya berwarna putih tanpa noda sedikitpun. Ia merupakan putra pertama Pandawa yang memiliki sifat paling jujur. Dalam kisahnya, ia diceritakan tidak pernah berbohong selama hidupnya. Ia juga disebut Satria dari Amarta. Dari Yudhistira, kita dapat belajar mengenai arti sebuah kejujuran dengan menghilangkan kebohongan. Hal ini karena dengan kejujuran, setiap masalah yag dihadapi akan dapat dengan tenang dan mudah untuk diselesaikan.
2.  Bima dalam pewayangan adalah simbol ketegasan dan keadilan serta kejujuran dalam menegakkan hukum, tidak pandang bulu. Siapa pun yang salah maka harus dihukum, meskipun itu saudara maupun anaknya sendiri. Bima selalu menepati janjinya, bertubuh besar, dan kokoh. Dari Bima kita dapat mengambil nilai-nilai ketegasan, tidak pandang bulu, dan selalu menepati janji. Hal inilah yang dapat dijadikan pegangan dalam kehidupan agar kita dapat selalu siap dalam mengarungi permasalahan hidup.
3.  Raden Arjuna adalah lambang atau simbol sosok tampan dan rupawan, serta mempunyai banyak anak dan istri. Namun, semua istrinya hidup rukun. Meskipun tampan dan rupawan, Arjuna merupakan kesatria tanpa tanding, selalu menang dalam setiap pertempuran. Karena itu, ia juga pernah dijuluki Wijaya yang berarti tidak pernah kalah.
Dari Arjuna kita dapat memahami bahwa kemenangan selalu digapai akibat proses yang dilakukan dengan sangat maksimal. Arjuna terkenal dengan keteguhan dan kekuatannya dalam menjalani proses pendidikan keilmuan sehingga Arjuna selalu unggul dalam setiap pertempuran.
4.  Nakula memiliki simbol setia, taat, belas kasih, tahu membalas budi, dan dapat meyimpan rahasia. Nakula memiliki ingatan masa lalu yang sangat kuat. Ia pun memiliki kelebihan dalam ilmu pengobatan.
Dari Nakula, kita dapat mengambil sikap untuk tidak membuka aib seseorang dengan tahu membalas budi dan memiliki belas kasih yang tinggi. Dari Nakula pula kita dapat mengambil pelajaran untuk menjadikan pengalaman sebagai guru yang paling berharga.
5.  Sadewa dikisahkan memiliki sifat bijak dan pintar. Jika Nakula, saudara kembarnya memiliki ingatan masa lalu yang kuat, Sadewa memiliki penglihatan masa depan karena Sadewa adalah ahli perbintangan yang ulung (ramalan). Dari Sadewa, selain sikap bijak dan pintar dalam ilmu keduniaan, kita akan mengambil simbol untuk melihat masa depan dengan penuh optimis. Tidak pernah putus asa dan siap tempur untuk menjalani proses kehidupan dari sudut pandang Pandawa masa depan kita.
Tambahan:
pandawa

  1. DURYUDANA 
 Sifat  : Ia orang yang sakti, kebal segala senjata, namun sayang mempunyai watak pengiri.


  1. DURSASANA
Sifat : ugal-ugalan, bertabiat sesukahatinya, bericara keras dan kasar.

  1. CITRAKSA
Sifat : Bicara gagap, sikapnya congkak dan suka memaki.

  1. DURMAGATI
Sifat : Secara lahiriah hidup kelihatan makmur, pakaian serba indah, namun tidak sakti.

  1. KARTAMARMA
 Sifat : Dia adalah satu-satunya saudara kurawa yang kurang terkenal karena dia pemimpin prajurit yang agak baik.

  1. CITRAKSI
Citraksi bermata kedondongan, berhidung menganggui (Jawa: njengat). Bermahkota topeng. Berjamang dengan garuda membelakang. Berkalung putran bentuk bulan sabit dua susun. Berkeroncong. Berkain batik parang rusak barong


  1. PRABU JARASANDA
berwatak angkara murka, ingin menangnya sendiri, penganiaya, bengis, keras hati, berani serta selalu menurutkan kata hatinya. 
Prabu Jarasanda sangat sakti

  1. SUKASANDA
Begawan Sukanda bermata telengan putih, berhidung bentuk haluan perahu, bermulut terbuka, bergigi dan bertaring, menandakan ia seorang raksasa. Bersongkok dan berjamang dengan garuda membelakang
  1. UGRASENA
mempunyai sifat dan perwatakan; berani, cerdik pandai, tangkas dan pandai mempermainkan senjata gada

10.  PRABU KALAKARNA
bermata telengan, behidung haluan perahu, bermulut ngablak, terbuka, penuh gigi dan taring. Bermahkota topeng, berjamang dengan garuda membelakang, bersunting waderan. Bergelung, berpontoh, dan berkeroncong. Berkain kerajaan lengkap.

Dewi Drupadi merupakan simbol wanita yang setia serta tahan banting terhadap semua jenis penderitaan, walau sebenarnya diaputeri Raja. Sesudah menikah dengan Puntadewa, tiada pernah sedilitpun mengeluh. Dewi Drupadi sempat melakukan hidup sebagai pengelana dengan keluar masuk rimba. Mereka cuma hidup dari pemberian orang, lantaran pada saat itu beberapa Pandawa tengah melakukan hidup  brahmana, sesudah momen Bale Sigala-gala. Dewi Drupadi baru bisa hidup lumrah layaknya seorang permaisuri, saat Pandawa usai membangun Kerajaan Amarta. Tetapi kewajaran itu tak berjalan lama, lantaran Pandawa harus kalah dalam permainan judi dadu, yang disebabkan siasat licik dari Patih Sangkuni.

Tetapi selain beberapa watak baiknya, Dewi Drupadi juga memiliki karakter yang kurang baik, yaitu berlidah tajam. Tak hanya sempat menyinggung perasaan Basukarna dengan menyampaikan tak sudi kawin dengan orang yang bukan  kelompok bangsawan, dia juga menghina Prabu Duryudana yang disebutkan sebagai anak orang buta. Lantaran perlakuan Drupadi yang seperti itu, maka saat Pandawa kalah dalam permainan dadu, Adipati Karna melampiaskan dendamnya dengan memanas-manasi Dursasana supaya menelanjangi Drupadi, sedang Prabu Duryudana tertawa senang melihat Drupadi dipermalukan dihadapan beberapa orang. Dihadapan beberapa Pandawa, putri Raja Cempala yang juga permaisuri Raja Amarta itu diseret Dursasana dengan menarik rambutnya. Lalu dihadapan orang ramai, Dursasana menarik kain yang dikenakan Dewi Drupadi, tetapi dengan cara yang gaib tiba-tiba senantiasa nampak kain baru yang menyelimuti badannya. Itu seluruhnya karena pertolongan Batara Darma, Dursasana yang berkali-kali menarik kain Dewi Drupadi akhirnya jatuh kelelahan dan tidak berhasil menelanjangi Drupadi. Saat tersebut Dewi Drupadi bersumpah tak akan lagi menyanggul rambutnya sebelum  dikeramas dengan darah Dursasana. Sumpah Dewi Drupadi pada akhirnya terwujud, dalam Baratayuda, Bima sukses membunuh Dursasana serta merobek dada lawannya itu lalu menghirup darahnya. Dengan mulutnya Bima membawa darah Dursasana untuk diberikan pada Drupadi buat keramas rambutnya.

Sesudah usai  pembuangan di rimba Kamiyaka sepanjang 12 tahun, Pandawa serta Dewi Drupadi masih juga hidup menyamar sepanjang satu tahun. Saat bersembunyi di Kerajaan Wirata, Dewi Drupadi menyamar menjadi dayang istana yang melayani permaisuri Raja, dia menggunakan nama samaran Malini atau mungkin Sairandri. Pada saat beberapa Pandawa mengadakan perjalanan kelana untuk menjemput kematian, Dewi Drupadi mengikuti mereka. Nyatanya dalam perjalanan itu, Drupadi lah yang lebih dahulu mati. Lidahnya yang tajam serta sempat melukai hati sebagian besar orang,  dianggap sebagai dosa paling besar oleh Batara Yamadipati.

 Definisi Silsilah
Menurut Kamus Basa Sunda oleh M.A. Satjadibrata, arti silsilah itu ialah rangkaian keturunan seseorang yang ada kaitannya dengan orang lain yang menjadi istrinya dan sanak keluarganya. Silsilah tersebut adalah merupakan suatu susunan keluarga dari atas ke bawah dan ke samping, dengan menyebutkan nama keluarganya.
Arti silsilah itu bersifat universal, yang artinya orang-orang di seluruh dunia mempunyai silsilah keturunannya dan pula, di seluruh benua akan dimaklumi, bahwa semua orang pasti akan mengagungkan leluhurnya. Kita sering membaca silsilah keturunan para raja yang termasuk sejarah atau silsilah para penguasa yang memerintah suatau daerah, baik yang ditulis pada prasasti maupun benda lain yang artinya bukan hanya untuk dikenal saja, tetapi untuk digaungkan oleh segenap masyarakatnya, dan dikenang akan jasa-jasanya.
Jelas bagi kita, bahwa yang dimaksud dengan silsilah itu, ialah suatu daftar susunan nama orang-orang yang merupakan susunan keturunan dari suatu warga atau dinasti (wangsa), misalnya Dinasti Sriwijaya, Dinasti Syailendra, dan dinasti-dinasti lainya yang pernah berkuasa.
Demikian pula dalam pewayangan, ada salah satu nama keluarga besar yang menggunakan nama leluhurnya, contoh Kurawa. Kurawa artinya keturunan raja Kuru yang dahulu pernah memerintah negara Astina dan menjadi leluhur prabu Suyudana beserta adik-adiknya. Demikian pula dengan keluarga Pandawa atau sering disebut Barata Pandawa. Nama barata adalah juga merupakan nama leluhurnya, yang pernah berkuasa di Astina, sehingga diabadikan oleh para Pandawa degan Sebutan keluarga Barata Pandawa.

Apa sebabnya Pandawa dan Kurawa memakai dua nama leluhurnya yang berbeda, padahal mereka itu dari satu nenek moyang ? mereka hanya menggunakan nama leluhurnya yang dipandang pada saat itu memerintah, sebagai orang yang patut dan wajar untuk diabadikan namanya menurut meraka masing-masing.

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Kajian with Teman Temani : Women In Islam !

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh ! Selamat pagi pals! salam dari Jember yang setia dengan langit birunya. Kali ini, ( seperti...

Archive

Flag Counter