Kerajaan Kerajaan Tradisional di Indonesia yang bercorak Hindhu / Buddha - Kerajaan Kutai

Assalamualaikum..
Yoshh!Sekolah sudah mulai giat lagi.. Harus semangat :')
Kali ini aku mau berbagi tentang Kerajaan Kerajaan Hindu atau Budha yang dulu pernah menunjukkan eksistensinya di bumi pertiwi, Indonesia. 
Langsung aja ya?

Berikut adalah tabel kerajaan kerajaan hindu budha di Indonesia. Lebih memudahkan dan ringkas.



Jadi, mari kita bahas lebih lanjut satu per satu ^-^ here we go~

1. Kerajaan Kutai

Dimana sih lokasi Kerajaan Kutai itu ?

Kerajaan Kutai merupakan salah satu kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Berdiri sekitar abad ke 4 dan berlokasi di daerah kutai, Kalimantan Timur. Pusat pemerintahan diperkirakan di hulu sungai Mahakam dengan wilayah kekuasaan hampir seluruh Kalimantan Timur


Apa saja sumber sejarah peninggalan Kerajaan Kutai ?

Bukti arkeologis keberadaan kerajaan ini adalah temuan prasasti yang ditulis di atas 7 buah yupa antara tahun 1879 dan 1940 di daerah hulu Sungai Mahakam yang ditulis menggunakan huruf Pallawa (huruf yang banyak digunakan di wilayah India selatan) dan berbahasa Sanskerta.

Jadi, pada saat itu, Kerajaan Kutai sudah menerima pengaruh dari India ? 

Yup. Benar sekali. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya prasasti yupa tersebut. Teori masuknya kebudayaan hindu kedalam wilayah kutai masih diperdebatkan. Ada yang mengatakan bahwa kebudayaan hindu masuk melalui jalur perdagangan dan ada pula yang menyatakan bahwa, Kudungga, raja pertama kerajaan Kutai menimba ilmu di India Selatan lalu mengajarkan dan mengaplikasikan di kerajaannya sendiri. Dalam hal ini, terjadi peralihan sistem pemerintahan kerajaan kutai yang bermula merupakan sistem pemerintahan Adat menjadi sistem Kerajaan.

Bukti kedua adalah, nama putra Kudungga, yaitu Asmawarman yang merupakan pendiri dinasti. Menurut para sejarawan. Nama Kudungga adalah nama asli Indonesia, berbeda dengan nama anaknya, warman yang merupakan kata yang berasal dari India, bahasa sanskerta. dan telah melakukan upacara penghinduan atau Vratyastoma. Vrtyastoma adalah upacara penyucian diri dalam agama Hindu. Upacara vrtyastoma digunakan oleh orang-orang Indonesia yang terkena pengaruh Hindu untuk masuk ke dalam kasta tertentu sesuai dengan kedudukan asalnya, dan setelah upacara ini diadakan, biasanya disusul dengan pergantian nama.

Bukti ketiga adalah, dalam prasati Yupa, dituliskan bahwa Asmawarman mempunyai 3 putra dan salah satunya adalah Mulawarman yang termasyur. Mulawarman menyedekahkan 1000 ekor sapi kepada Brahmana. Selain menunjukkan bahwa kerajaan kutai cukup kaya dan makmur, hal ini juga membuktikan bahwa telah dikenalnya sistem kasta. 

Lalu, apakah ada hasil akulturasi antara kebudayaan hindu dengan kebudayaan asli ?

Tentu saja ada. Salah satunya adalah, pada masa kerajaan kutai,terdapat kebiasaan menulis di tugu batu yang tidak ditemukan di India. Hal ini merupakan keberlanjutan dari tradisi megalitikum yang sudah ada sebelum masuknya pengaruh hindu.Yaitu Menhir dan punden berundak yang tidak ditemukan di India. 

Jadi, bagaimana sistem politik Kerajaan Kutai ?

Pada mulanya, kerajaan kutai menganut sistem pemerintahan adat yang diketuai oleh kepala suku yang dipilih secara primus interpares yaitu memilih ketua suku yang paling unggul diantara masyarakat baik secara fisik maupun nonfisik. Setelah masuknya kebudayaan hindu, maka beralihlah menjadi sistem pemerintahan kerajaan, melahirkan raja-raja berikutnya, yaitu Asmawarman dan Mulawarman sebagai raja yang terkenal. Para brahmana juga turut andil dalam pemerintahan.

Bagaimana dengan kondisi ekonomi Kerajaan Kutai ?

Kehidupan ekonomi di kerajaan Kutai tergambar dalam salah satu prasasti, yang isinya, seperti berikut ini.

(Tugu ini ditulis untuk (peringatan) dua (perkara) yang telah disedekahkan oleh sang Mulawarman yakni segunung minyak, dengan lampu dan malai bunga)

Dari Isi Yupa di atas, kita dapat menemukan beberapa benda yang disedekahkan yaitu minyak, lampu, dan malai bunga. Adanya minyak dan bunga malai, kita dapat menyimpulkan bahwa sudah ada usaha dalam bidang pertanian yang dilakukan oleh masyarakat Kutai apalagi wilayah mereka strategis dekat sungai terpanjang di Indonesia yaitu Sungai Mahakam. Sementara itu, lampu-lampu tersebut dihasilkan dari usaha dibidang kerajinan dan pertukangan. Hal ini menunjukkan bahwa kedua bidang usaha tersebut sudah berkembang di lingkungan masyarakat Kutai.

Begitu pula pada prasasti yang lain, berisikan sebagai berikut.

Mulawarman, raja yang mulia dan terkemuka telah memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana yang seperti api. Bertempat didalam tanah yang sangat suci Waprakeswara, buat peringatan akan kebaikan didirikan Tugu ini)

Kehidupan ekonomi yang dapat disimpulkan dari prasasti tersebut adalah keberadaan sapi yang dipersembahkan oleh Raja Mulawarman kepada Brahmana. Keberadaan sapi menunjukkan adanya usaha peternakan yang dilakukan oleh rakyat Kutai. 

Selain itu, arca-arca yang ditemukan oleh para arkeolog menunjukkan bahwa arca tersebut bukan berasal dari Kalimantan, tetapi berasal dari India. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sudah ada hubungan antara Kutai dan India, terutama dalam bidang perdagangan.

Bagaimana dengan kondisi Sosial Budaya Kerajaan Kutai ?

Kehidupan sosial di Kerajaan Kutai merupakan terjemahan dari prasasti-prasasti yang ditemukan oleh para ahli. Diantara terjemahan tersebut adalah sebagai berikut:

Masyarakat di Kerajaan Kutai tertata, tertib dan teratur.
Masyarakat di Kerajaan Kutai memiliki kemampuan beradaptasi dengan budaya luar (India), mengikuti pola perubahan zaman dengan tetap memelihara dan melestarikan budayanya sendiri.

Bisa diartikan bahwa pada masa itu, tatanan kehidupan masyarakat sangatlah baik. Hubungan antar pemuka agama dengan pemuka keajaan juga terjalin hubungan yang harmonis ditambah dengan kondisi alam yang subur sehingga rakyatpun makmur. Selain itu, dengan adanya bukti sejarah yang ditemukan maka bisa dikatakan bahwa masyarakat kutai dapat menerima pengaruh luar namun tidak menghilangkan identitas asli mereka.

Wah.. Lalu, setelah zaman keemasan Kutai, bagaimana Kutai dapat runtuh ?

Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang ibukotanya pertama kali berada di Kutai Lama (Tanjung Kute). Kutai Kartanegara inilah, di tahun 1365, yang disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan Islam yang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.

Hm.. tapi apakah ada kaitan nya dengan masa sekarang ?

Kaitan ? kaitan sosial budaya, ekonomi dan politik kerajaan kutai dan Indonesia pada masa sekarang ?

Tentu lah -__-! 

Hehe. Tentu saja banyak. Indonesia hingga saat ini pun memiliki ketergantungan dan berkembang pula dalam bidang agraris dan kerajinan, agama hindu pun masih berkembang di Indonesia walaupun bukan sebagai agama mayoritas. Selain itu, sistem adat juga masih diterapkan di beberapa wilayah kecil di Indonesia.

Ohh.. begitu ..

Hehe.. Hebat sekali ya! Semoga kita bisa mengambil hikmah dari berdirinya kerajaan kutai. Semoga Indonesia menjadi lebih baik dan rakyatnya sejahtera seiring berjalannya waktu :) Sampai bertemu di pembahasan berikutnya.. Kerajaan Sriwijaya! ^-^

Wassalamualaikum wr wb..

Refrensi :
http://www.materisma.com/2014/02/sejarah-kerajaan-kutai.html
http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/12/kerajaan-kutai.html




0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Kajian with Teman Temani : Women In Islam !

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh ! Selamat pagi pals! salam dari Jember yang setia dengan langit birunya. Kali ini, ( seperti...

Flag Counter