Kesekian Kalinya, Terima Kasih Ibu.

Hari ini, sedikit melelahkan. Namun banyak sekali hal yang aku dapatkan.

Jam 1 siang, kelas X Manajemen 2017 menempuh kelas Metodologi Penelitian dengan dosen pengampu Ibu Intan Awalliyah. Bukannya kami membahas progress draft skripsi, kami malah melakukan diskusi dari hati ke hati tanpa disengaja.

Diskusi simpel,

Konsentrasi apa yang harus aku pilih?

Ketika Bu Intan melontarkan beberapa pertanyaan, dengan lembutnya beliau memancing kami satu persatu untuk bercerita tentang permasalahan terkait konsentrasi apa yang akan kami pilih.

Nyatanya, tidak semudah itu kami dapat menjawab. Ada berbagai cerita dibelakang yang menjadi tekanan untuk setiap pribadi disamping kami sendiri yang tetap berusaha berdiri sebagai pribadi dengan segala keunikan yang dimiliki.

Every person have their own path.
Setiap orang memiliki perspektif benar yang berbeda. Dan bahkan terkadang, orang hanya mampu memberikan perspektif benar bagi orang lain, tapi tidak untuk dirinya.

Kita memiliki standar yang berbeda. Jangan sekedar memuaskan apa yang diinginkan orang lain. Kamu bertanggungjawab atas dirimu, dan kelak untuk keturunanmu.

We respect our decision dengan sekarepe dewe itu berbeda.

Suatu tugas dan kewajiban bagi seorang dosen untuk memberikan arahan, tidak hanya permasalahan akademik. Hubungan antar mahasiswa dapat lebih dari sekedar transfer ilmu dari power point dan diskusi dalam bahtera akademis. Lebih dari itu, tidak sesempit itu.

Detik ini, 8 kepala tertunduk dan suara nafas yang menahan tangis terdengar saling bersahutan.

Detik ini, lepas luruh kesah kami akan kegelisahan beberapa hal yang terpendam menjadi sebuah tekanan.

Tertawa dan saling melempar canda memang seringkali menjadi tameng ampuh untuk menutup luka yang kami simpan.

Tuhan sudah mendefinisikan rejeki masing-masing orang. Apa yang harus ditakutkan dari sebuah ketentuan Tuhan?

Aku menulis entri ini dengan linangan air mata yang cukup mengganggu. Hehe. Cengeng ya, iya perempuan. Kalau Said sih haha hihi.

Kepada Bu Intan Awalliyah, kami ucapkan terima kasih. Kami berdoa yang terbaik untuk Ibu, dimanapun Ibu berada.

Dari mahasiswamu,
Yang penuh keterbatasan dan kekurangan, kami mengucapkan terima kasih dan maaf.

Maaf karena belum mengerjakan tugas draft proposal skripsi, hingga akhirnya sedu dan pilu menjadi satu, curhatan hati melebur untuk saling bersahut.

Atas nama syukur dan lara yang telah luruh. Terima kasih untuk hari ini.

Untuk pemilihan konsentrasi,
Mari kita kembali beradu dalam doa dan usaha.

[23 Oktober 2019]
Ruang 9, FEB UNEJ


Manipulasi Rasa

Perkuliahan ekonometrika hari ini berjalan dengan sangat lancar. Teman-teman yang terlambat tidak banyak, hanya satu dua saja. Aku menikmati materi yang disampaikan Pak Hadi Paramu selaku dosen pengampu kami di Kelas X. Beruntung bisa diajar beliau untuk beberapa kali kesempatan.

Beberapa pernyataan yang dikatakan beliau menjadi highlight pada catatanku hari ini. Ya walaupun seperti biasa, catatanku tidak semanis rekan  kelasku, Annusha misalnya. Tapi setidaknya bisa dibaca sih.

Yang dapat dimanipulasi hanyalah variabel,
Yang tidak dapat dimanipulasi ialah data itu sendiri.

Begitu simpel, namun jika ditelaah kembali, terdapat makna yang begitu besar dan mendasar. Sangat rentannya autentisitas data sehingga tidak boleh sedikitpun kita melakukan manipulasi dengan tujuan mencapai hasil yang kita inginkan atau katakanlah, kita ingin menolak hipotesis nul hingga manipulasi data adalah cara yang kita pilih.

Namun jikalau hasil yang didapat tidak seperti yang kita harapkan, masih ada upaya yang dapat dilakukan dengan mengganti variabel atau  parameter. Dengan harapan, variabel independen yang kita pilih dapat mampu menjelaskan model yang kita buat dengan segala keterbatasan yang ada.

Model dapat diubah, data tidak dapat diubah. Apalah arti pembuktian sebuah hipotesis penelitian dengan manipulasi data didalamnya.

Lalu aku kembali memberi highlight pada kata manipulasi. Akhir-akhir ini rasanya begitu banyak hal yang kumanipulasi untuk menenangkan diri.

Memanipulasi rasa.

Sejatinya memanipulasi rasa adalah hal yang tidak akan dapat dilakukan.
Rasa itu akan tetap ada. Orang mana yang dapat mengatur dan meminta semesta untuk membantunya tidak dapat "merasa" ?

Hanya bagaimana kita selaku pribadi untuk dapat menunjukkan rasa tersebut sebagai perwujudan dalam tindakan maupun tutur kata.

Sehebat itu aku, kamu, dan kita semua yang diciptakan yang diperkenankan untuk memiliki kehendak atas seluruh apa yang telah Tuhan titipkan pada kita.

[23 Oktober 2019]
Ruang Kelas 9, FEB UNEJ.
Dirangkai antara sela pergantian jam mata kuliah Perilaku Organisasi menuju Metodologi Penelitian.



Hampir Sepenuhnya



Aku adalah jiwa yang tidak mudah melupa
Setiap kenang dan tutur kata
Aku diam dan aku rasa
Begitu dalam

Tidak setengah
Kecuali tak bisa lagi
Ku paksa
Atas rasa yang tidak semestinya jadi.

Merelakan
Adalah persimpangan antara
Maaf dan terima kasih
Begitu kan?

Maka
Tentang hati yang jatuh dan takkan kembali
Kenang dan apapun itu
Akan selalu ada

Secara absolut
Dihapus perlahan oleh waktu
Tak terkecuali
Yang pernah dibagi bersama

Atas tawa dan derai tangis
Atas kekuatan yang saling diucap
Menguatkan, meneduhkan
Menyisakan senyuman

Untuk semua yang diambil Tuhan,
Akan kembali dalam wujud yang jauh lebih baik.
Untuk semuanya,
Bagiku, bagimu.

heart construction still in progress (65/100)

Sorai


Gambar terkait


Mungkin aku terlambat.

Kita, dengan segala pembenaran.
Perihal meninggalkan ditengah jalan panjang 
Memang murni sebuah salah
Aku,
Yang memilih tidak menyakiti aku.

Begitu singkatnya
Bahkan
Tidak pernah kita saling mempertanyakan 
Alasan kuat untuk bersama
Jalan ku dan jalanmu
Entah

Bersimpang
Seakan tidak bertemu
Tidak sanggup aku
Untuk menerima hal itu
Atas nama aku yang egois
Aku meminta maaf untuk luka

Kau dan aku saling membantu
Membasuh hati yang pernah pilu
Mungkin akhirnya tak jadi satu
Namun bersorai pernah bertemu

Akan ada yang membuka luka
Dan yang akan menutup
Kita berdua
Pernah bersua untuk saling mengobati
Saling mengerti

Thanks to Nadin Amizah
Dan keseepatan yang membuatku mendengar lagu ini
Disaat yang tepat,

Tapi aku keburu, si Amel minta antar ke stasiun
Dadah.




source pic : pinterest


Powered by Blogger.

Kajian with Teman Temani : Women In Islam !

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh ! Selamat pagi pals! salam dari Jember yang setia dengan langit birunya. Kali ini, ( seperti...

Flag Counter